Kabar duka datang dari puncak Gunung Lawu. Mbok Yem, sosok legendaris yang dikenal sebagai pemilik warung tertinggi di Jawa, dikabarkan meninggal dunia pada Selasa malam (22/4) di usia 83 tahun.
Mbok Yem, yang memiliki nama asli Siti Ngatini, selama puluhan tahun dikenal sebagai penjaga warung sekaligus “ibu” bagi para pendaki Gunung Lawu. Warungnya yang terletak di sekitar pos Hargo Dalem, dekat puncak Lawu, menjadi tempat persinggahan terakhir sebelum para pendaki mencapai puncak.
Menurut informasi yang dihimpun, Mbok Yem menghembuskan napas terakhir di rumah keluarganya di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, setelah beberapa bulan terakhir kondisi kesehatannya menurun.
“Beliau wafat dengan tenang dikelilingi keluarga. Mbok Yem adalah sosok yang sangat dicintai, bukan hanya oleh warga sekitar tapi juga oleh para pendaki dari seluruh Indonesia,” ujar Sutrisno, salah satu kerabat Mbok Yem.
Sosok Penuh Dedikasi di Tengah Alam
Keberadaan warung Mbok Yem di ketinggian lebih dari 3.000 meter di atas permukaan laut bukan hanya menjadi tempat mengisi tenaga, tapi juga sumber inspirasi. Dalam kondisi ekstrem dan penuh keterbatasan, Mbok Yem tetap melayani para pendaki dengan makanan hangat dan senyuman tulus.
Meski medan berat, ia tetap tinggal di warung tersebut hampir sepanjang tahun, hanya turun ke desa beberapa kali untuk urusan keluarga atau kebutuhan logistik. Keteguhan dan pengabdiannya membuatnya dijuluki sebagai “penjaga Gunung Lawu”.
Warisan dan Kenangan
Kepergian Mbok Yem meninggalkan duka mendalam bagi komunitas pendaki. Banyak dari mereka membagikan kenangan dan foto-foto bersama beliau di media sosial, menandakan besarnya pengaruh sosoknya dalam dunia pendakian Indonesia.
Pemerintah Kabupaten Karanganyar menyatakan duka cita dan tengah mengkaji rencana untuk mengenang Mbok Yem, termasuk kemungkinan memberikan penghargaan anumerta atau membuat tugu peringatan di dekat warungnya.
“Mbok Yem bukan hanya simbol ketangguhan, tapi juga simbol keramahan dan cinta akan alam,” kata Bupati Karanganyar, Juliyatmono.
Perpisahan Terakhir
Jenazah Mbok Yem dimakamkan pada Rabu pagi (23/4) di pemakaman keluarga di Desa Berjo. Ratusan orang hadir, mulai dari warga, relawan pendakian, hingga komunitas pecinta alam dari berbagai daerah.
Warung peninggalan Mbok Yem kini dikelola oleh cucunya, yang bertekad meneruskan semangat pelayanan yang telah ditanamkan neneknya.
